Hi There!
Comments from pYzam.com

Sabtu, 30 Oktober 2010

Acian

Lucu kan? Kucing kecil ini ditemukan setelah semalaman kehujanan dengan badan basah kuyup kedinginan dan kelaparan. Untung saja dia bisa dikasih susu formula dan tidak bermasalah dengan perutnya.

Sekarang sudah bertambah besarnya, mudah-mudahan bertambah sehat seterusnya ya... Acian.

Senin, 13 April 2009

10 ekor anak kucing

Si Tom-tom punya anak 5 ekor. Cantik-cantik, warnanya coklat putih, coklat belang macan, coklat acak putih dan putih hitam. Si Yuyus juga punya 5 ekor anak, tapi warnanya hitam putih acak semua. Repot deh mengurus 10 ekor anak kucing ini. Kalau masih kecil sih gak apa-apa karena masih dibersihkan induknya. Tapi ketika sudah bisa berjalan dan mulai bb wah repotnya. pertama harus menyediakan pasir kering untuk buang bbnya, kedua harus siap siaga mengamati kapan dia mau bb karena masih kecil setiap kali kelihatan gelisah itu tanda-tandanya mau bb atau kencing jadi kita masukin ke bak yang ada pasirnya tadi. Begitulah setiap hari kita harus mengamatinya terus sampai dia tahu sendiri dimana tempat dia buang bbnya. Tidak lupa setiap hari juga pasirnya diganti dengan yang baru.

Sekarang kucing-kucing itu sudah lumayan besar, sudah mulai kelihatan lucunya. Dan yang penting sudah terbiasa bb ditempatnya. Tapi karena sakit 2 ekor anak kucing mati.

Sudah agak legaan jika melihat mereka sudah bisa main diluar rumah. Otomatis sudah bisa mencari tempat buang bbnya di pasir yang ada di luar.

Selasa, 13 Januari 2009

Kucing yang datang ke rumahku

Kami sering kedatangan kucing-kucing entah darimana asalnya. Terkadang ada anak kucing yang neylonong masuk begitu saja tak tau berasal dari mana. Entah bagaimana banyak sekali kucing yang datang silih berganti. Ada yang dirawat dari kecil, eh sudah dewasa pergi seperti kucing kami yang bernama Puput.

Puput ini diambil di jalan depan rumah kami. Suatu hari di tahun 1999 setelah malamnya hujan angin yang begitu kencangnya terdengar suara mengeong kucing di jalan. Setelah kami lihat kucing kecil berwarna putih kecoklatan sedang kedinginan di rerumputan dekat jalan. Kucingnya masih kecil sekali mungkin baru belajar makan. Maka kami ambil kucing tersebut dan dirawat dengan cara yang sederhana. Maklum kami memang keluarga sederhana sekali. Kebetulan kalau cuman ikan kami bisa menyediakannya. Kami kasih dia makan seadanya. Karena masih kecil makanannya harus dilumatkan dulu baru dia bisa makan. Alhamdulillah kucing tersebut sehat dan menjadi primadona kucing di keluarga kami. Bulunya yang putih kecoklatan dan matanya yang biru membuat orang yang melihatnya menjadi gemes. Kami suka bergurau kalau dia itu dapat beli dan kucing mahal. Eh orang yang bertanya percaya aja gitu.

Tapi sayang si Puput ini suka ngambek dan suka iri. Karena semakin hari kucing asli rumah kami beranak pinak, jadi kurang perhatian kami pada si Puput ini. Ditambah dia sudah mulai kencing disana sini. Ya marahlah kakek dan nenek kami yang kurang begitu suka. Tiap dia kencing sembarangan, kakek selalu mengejarnya dengan sapu lidi sampe akhirnya dia tidak pulang-pulang. Kami sedih sih dibuatnya. Tetapi alhamdulillah karena dia kucing yang cantik banyak orang yang suka jadi sampai sekarang masih ada di rumah tetangga kami.

Suatu hari kami berpapasan dengannya. Pas dipanggil mau sih dia nyamperin. Tetapi betapa kagetnya aku karena begitu dielus eh dianya marah. Aku dicakarnya. Waduh mungkin masih dendam yah sama kami. Put.. put..